“Kekuasan jarang berakhir di tangan mereka yang memulai revolusi atau pada mereka yang melanjutkan revolusi. Kekuasan melekat pada mereka yang dapat mengarahkan kemana revolusi itu berujuang”. (Frederick Fouche).
Pemikiran Fouche sangat aktual bila dibawa dalam perpolitikan Indonesia saat ini. Benar bahwa kekuasaan itu tidak berakhr di tangan Joko Widodo yang memulai revolusi. Revolusi (Mental) yang telah dideklarasikannya pada tahun 2014 lalu yang meliputi Kemandirian Ekonomi (Revoluis Ekonomi), Berkepribadian Budaya (Revolusi Budaya) dan Kedaulaan Politik (Revolusi Politik) telah berlangsung secara sempurna dalam kepemimpian Joko Widodo.
Sukses yang dilakukan Presiden Jokowi tentu membutuhkan kekuasaan baru untuk menyempurnakan kesuksesan besar itu. Proses peralihan kekuasaan melalui Pesta Demokrasi (Pemilu 2024) akan menjadi alat uji lanjutan pada pemikiran Fouche karena pemimpin yang akan lahir melalui pemilu 2024 adalah figure yang akan melanjutkan revolusi mental.
Tiga Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden : Anis-Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar- Mahfud) yang akan bertarung pada Pilpres 2024 bila dihubungkan dengan pemikiran Fouche tersebut tentu kemungkinan akan dimenangkan Pasangan Prabowo-Gibran karena merupakan satu-satunya pasangan yang akan melanjutkan Revolusi Mental.
Prabowo Subianto yang mampu melihat peluang untuk kembali maju sebagai calon presiden dengan memilih pasanganya dari kaum millenial. Serta pernyataannya untuk siap menjadi “jembatan” bagi kaum millennial untuk mencapai Indonesia Emas 2045 adalah juga kemampuan melihat waktu dan harapan dari mayoritas pemilih.
Selanjutnya kesempurnaan pemikiran Fouche akan terlihat bila peralihan kekuasaan pada pemilu berikutnya Pemiu 2029 atau 2034) dipegang oleh Gibran Rakabuming Raka yang merupakan figur yang dapat mengarahkan kemana revolusi itu berujung. Mengapa tidak Pasangan Prabowo_Gibran telah mengarahkan bahwa Revolusi Mental akan berujung pada Indonesia Emas 2045.
Diakui bahwa Pasangan capres dan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang merupakan pasangan yang akan melanjutkan revolusi karena dalam program mereka ada tiga program unggulan yang sudah lebih dulu diterapkan pemerintahan Jokowi.
Pasangan Prabowo-Gibran melihat bahwa program-program yang sudah berjalan telah membawa Indonesia ke pintu gerbang kemajuan. Lalu tugas pasangan Prabowo Gibran adalah melanjutkan dan menyempurnakan hal-hal yang terkait anak-anak muda, generasi milenial, dan generasi Z.
Tiga program yang sudah lebih dulu diterapkan pemerintahan Jokowi adalah :
- Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia : Jaminan kesehatan warga, terutama untuk masyarakat miskin dan lanjut usia (lansia) akan diwujudkan melalui program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Lansia. Program KIS Lansia akan menyempurnakan program KIS, Kartu Indonesia Pintar, PKH (Program Keluarga Harapan).
- Dana Abadi Pesantren :Dana Abadi Pesantren dirancang untuk kesejahteraan kelompok santri. Program ini menyangkut 36 ribu pondok pesantren dengan kurang lebih 4,5 juta santri sebagai generasi yang akan ambil bagian ketika Indonesia Emas 2045. Dana abadi pesantren. Ini adalah mandat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 sebagai undang undang produk ketika Revolusi Mental sudah berjalan 5 tahun.
- Kredit Startup Milenial :Program yang berkaitan dengan perkreditan.akan memberikan dukungan bagi kelompok milenial yang ingin mengembangkan perusahaan rintisan. Berupa kemudahan kredit bagi kaum muda yang berkutat di bisnis startup untuk bisnis-bisnis para milenial yang berbasis inovasi dan teknologi. Program ini meruakan lanjutakan dari KURberupa Kredit Mekar, Wakaf Mikro, Kredit Ultra Mikro.
Tiga program Pasangan Prabowo-Gibran menunjukkan keberlanjutan dari program pemerintahan sebelumnya dan terbukti telah menyentuh mayoritas masyarakat Indonesia.
Siapa yang akan melanjutkan kekuasaan tentu bagi pasangan yang revolusi mental itu melekat hingga siapa yang benar benar memegang kekuasan itu adalah figur yang mampu melihat tujuan dari revolusi mental. (*)