Medan | galasibot.co.id
Jelang Pilkada 2024, media sosial diwarnai dengan cerita-cerita tak terduga mengenai dugaan praktik “serangan fajar” yang kembali muncul. Sebuah tren amplop berisi uang yang diberikan kepada pemilih mulai memicu kontroversi. Beberapa akun media sosial memposting kekecewaan terkait serangan fajar yang mereka terima, ada yang merasa tidak datang sesuai janji, sementara yang lain kecewa karena jumlah uang yang diberikan jauh dari harapan.
Beredar cerita bahwa sejumlah pemilih yang awalnya dijanjikan amplop berisi sejumlah uang besar, ternyata hanya menerima nominal yang jauh lebih kecil dari yang diinginkan. Beberapa warganet bahkan menyuarakan rasa kecewa mereka dengan tagar #Pilkada2024, mencurigai adanya praktik yang melanggar aturan.
Tak sedikit pula yang mengungkapkan kekecewaan karena “serangan fajar” tersebut tidak sampai di tangan mereka, meski mereka sudah menunggu di lokasi yang disepakati. Salah satu komentar viral menyebutkan, “Saya nunggu-nunggu amplopnya, eh nggak datang juga, sedih banget!”.
Kejadian ini semakin memperburuk citra politik menjelang Pilkada 2024, seiring dengan dugaan banyaknya praktik-praktik yang merusak integritas pilkada. Pemerintah dan Bawaslu pun diharapkan untuk lebih tegas dalam menanggapi fenomena ini, guna memastikan pilkada yang jujur dan adil.(*)