Samosir | galasibot.co.id
Ketegangan kembali terjadi di kantor Dinas Kesehatan Pemkab Samosir, Parbaba. Puluhan warga Desa Tamba Dolok, Kecamatan Sitiotio, kembali mendatangi kantor Dinkes untuk menyampaikan keluhan mereka terkait kinerja bidan desa (Bindes) yang telah menjadi sorotan sejak beberapa bulan terakhir.
Perwakilan enam orang warga menunggu hampir dua jam di ruang sekretariat kantor Dinkes tanpa respons yang memadai dari pihak Dinkes. Jalo Tua Rajagukguk, salah satu perwakilan warga, menyatakan kekecewaannya. “Tidak bisa katanya hari ini, karena belum ada janji,” ujarnya menirukan ucapan seorang pegawai Dinkes.
Warga Desa Tamba Dolok sebelumnya telah mengajukan surat kepada Dinkes untuk meminta pemindahan bidan PS dari desa mereka, dengan alasan pelayanan yang buruk. Menurut Jalo Tua, kehadiran mereka di kantor Dinkes kali ini terkait pelaporan belasan warga desa mereka oleh bidan PS ke Polres Samosir atas tuduhan penghinaan. Sebanyak 17 warga telah dipanggil oleh polisi.
“Kami tidak mau lagi bidan PS di desa itu, pokoknya harus diganti,” kata Pernando Rajagukguk, warga lainnya yang juga turut hadir. Pernando dengan tegas mengultimatum pihak Dinkes agar memindahkan bidan tersebut dalam waktu satu minggu. “Paling lambat satu minggu, Bindes itu harus dipindahkan dari Desa Tamba Dolok, sebab 57 Kepala Keluarga (KK) kami tidak nyaman lagi berobat ke sana,” tegasnya.
Sekitar pukul 12:25 WIB, dokter Dina Hutapea tiba di kantor Dinkes, disusul oleh Kepala Dinas Kesehatan yang menyatakan bahwa permasalahan tersebut akan dibahas terlebih dahulu.
Sekretaris Dinas Kesehatan, Efi Sitanggang, sempat terlibat perdebatan dengan warga. Ia mencoba menawarkan solusi damai. “Apa tidak bisa berdamai lagi?” tanya Efi. Namun, tawaran tersebut ditolak tegas oleh warga, yang tetap mendesak pemindahan bidan PS dari desa mereka.
“Kami tidak bisa nyaman lagi berobat ke Bindes itu. Bagaimana jika ada keluarga kami yang sakit? Pokoknya Bidan PS itu harus dipindahkan,” jawab Pernando Rajagukguk dengan tegas.
Lebih lanjut, Pernando menyampaikan bahwa sejak kunjungan pertama mereka ke kantor Dinkes pada bulan Juni lalu, bidan PS telah melaporkan 17 warga desa ke polisi atas tuduhan penghinaan. Warga merasa bahwa hak mereka untuk mengajukan komplain terhadap pelayanan yang buruk tidak dihargai.
Tidak hanya itu, warga lainnya, Op. Bela Br. Bintang, mengungkapkan bahwa bidan PS juga pernah memutus jaringan pipa di desa karena memelihara ternak babi di dekatnya. “Memang kandang ternaknya sudah dibongkar sekarang,” ungkap Op. Bela.
Sebelumnya, pada Kamis (20/6/2024) lalu, warga Desa Tamba Dolok juga sempat mendatangi kantor Dinkes untuk mengajukan keluhan yang sama. Hingga kini, tuntutan warga agar bidan PS dipindahkan dari desa mereka belum mendapatkan solusi yang memuaskan. Warga berharap dalam waktu dekat ada tindakan konkret dari Dinas Kesehatan Pemkab Samosir.(*)
Penulis berita :Royziki Sinaga